Kepala BBWS Serayu Opak Mendukung Gerakan Lumbung Banyu Udan

Sleman | Kin.Co.Id – 14 Agustus 2025 Dikutip dari dokumen resmi yang dirilis Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Hari Pramuka di Indonesia diperingati setiap tanggal 14 Agustus untuk mengenang berdirinya Gerakan Pramuka pada tahun 1961. Tahun 2025 menandai usia ke-64 organisasi ini, yang tetap berperan penting membentuk karakter generasi muda. Berbagai kegiatan diselenggarakan di tingkat nasional hingga lokal untuk merayakan momen ini.

Tema peringatan tahun ini adalah ‘Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa’. Berbagai program dilaksanakan, mulai dari Pramuka Berbagi yang fokus pada kesehatan masyarakat, hingga Pramuka Menanam untuk ketahanan pangan. Kegiatan lainnya mencakup pelatihan kewirausahaan, pengelolaan sampah rumah tangga, dan aksi penghijauan.

Di hari penuh makna ini, Sekolah Air Hujan Banyu Bening yang berlokasi di Tempursari, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581 dapat tamu istimewa dari Maryadi Utama, T. S,. M. Si. sebagai Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak yang berkantor di Jalan Solo No.Km. 6, Ngentak, Caturtunggal, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.

Sambutan hangat oleh Yu Ning sapaan dari Sri Wahyuningsih sebagai Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening di Joglo sebagai tempat dimana setiap pembelajaran Hari Sabtu terus di laksanakan walau Non Formal. Konsisten, konsekuen menjadi gerakan panen air hujan terus melakukan edukasi sosialisasi yang menjadikan penasaran semua orang yang berkunjung. Yu Ning menjelaskan secara detail bahwa air hujan adalah sumber dasar air yang ada di Bumi. Jangan pernah menyalahkan air hujan yang turun ke bumi, jika bencana banjir, longsor terjadi itu adalah ulah kita sendiri sebagai manusia yang seharusnya menjadi “Kholifatul Fil Ard” (Pemimpin di Bumi). Menjadi Pemimpin yang menjaga Alam Semesta untuk generasi keturunan dan penduduk bumi lainnya.

Air hujan adalah solusi saat ini dan kedepan jika air hujan di kelola dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) ISLAH (Instalasi Sistem Lumbung Air Hujan) akan menjadikan air bermanfaat yang murni dan menyehatkan. Yu Ning menjelaskan secara gamblang manfaat air hujan jika benar-benar di kelola dengan baik. Bahkan menyampaikan takaran minum tubuh manusia adalah berat badan di Kali 3cc(mili) jika aktifitas tinggi menjadi 5cc(mili) dengan Air hujan yang pada dasarnya adalah air murni yang terbentuk secara alami. Dan jangan salah menyebut air bening menjadi air putih, kalau putih itu susu, santan tajin(bilasan beras) ini yang terjadi kesalahan sebut, yang benar ya “Air Bening bukan Air Putih”.

Kabalai ini memang beda dari Penjabat pada umumnya, Pak MU sapaan dari Maryadi Utama yang memang suka blusukan dan pastinya sederhana alias “MERAKYAT” , “low profile”. Bawaan seperti ini yang kebanyakan Sukarelawan merasa nyaman, santai tidak kaku dalam silaturahmi, menyampaikan aspirasinya, ngopi (Ngobrol Inspirasi) di dengarkan, suasana menjadi Harmoni kekeluargaan, ucap Cak Jie Soerabaja yang sering berada di Sekolah Air Hujan Banyu Bening menjadi Volunteer (Empati Bumi).

Maryadi Utama sangat kagum kepada “Volunteer Rain Water” Sekolah Air Hujan Banyu Bening yang Humble (rendah hati) karena ini ilmu yang di ajarkan Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening Yu Ning dan Bang Udin yang juga konsen pada Konservasi Tanaman terutama Bibit Gayam(Pohon Gendruwo). Pak MU sangat tertarik program-program yang di gerakan yang sesuai Tema Hari Pramuka tahun 2025 ini bahkan jam 16.00 WIB ternyata ada Sanggar yang mengajarkan Bahasa Jawa, Tari, dan Gerakan Pungut Sampah.

Pak MU sangat mendukung Gerakan Sekolah Air Hujan Banyu Bening mungkin Sekolah air Hujan Pertama Kali bahkan di Dunia satu-satunya. Gerakan ini sudah beliau lakukan sejak menjabat di Padang, Bali Palembang, Solo, dan sampai di Yogyakarta. Beliau menyampaikan Kejujurannya baru disini tau ternyata manfaatnya sangat banyak sekali. Pak MU menyampaikan jika air hujan di tampung oleh masing-masing satu keluarga dengan galon yang tidak di pakai bisa di manfaatkannya yang tidak harus memaksa beli Tandon.

Pak MU mengajak kita semua baik pemerintah dan masyarakat untuk Kolaborasi menampung Air Hujan “Lumbung Air” yang gratis di siapkan Alam, di Ciptakan oleh Tuhan YME.
Pertemuan silaturahmi ini menjadi Power semangat kita semua untuk sinergi mewujudkan Ketahanan Pangan karena jika tidak ada Air gimana Pangan itu Tercipta, jadi Air adalah Sumber Kehidupan di Bumi dengan Air Hujan lah sumbernya sumber Air Tanah yang selama ini Kita ambil tanpa pernah mengembalikan, “Stop Eksploitasi Air Tanah” solusi nya ayo serentak menampung air hujan secara mandiri dan menjadikan “Budaya Tangguh Bencana”.

“Siapa lagi kalau bukan Kita”.
“Ngombe Banyu Udan ben Ora Edan”

Kontributor ; AJ. Purwanto

Editor&publisher: mahmudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *