Sidoarjo | Kin.Co.Id – Menjelang pelaksanaan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, BPBD Jawa Timur menyiapkan booth informasi di area kedatangan Bandara Juanda, Surabaya. Posko ini berada di Terminal 1A dan 1B untuk menyambut tamu dan peserta kegiatan.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto meninjau langsung booth kesiapan tersebut pada Senin (30/9/2025). Ia memastikan seluruh informasi terkait agenda Bulan PRB dapat diakses dengan mudah oleh pengunjung. “Kami ingin tamu dari luar daerah merasa terbantu dan terlayani sejak tiba di Jawa Timur,” kata Gatot.
Booth informasi ini juga menjadi media promosi yang menampilkan tema acara, lokasi kegiatan, serta upaya pengurangan risiko bencana di daerah. Petugas dari BPBD dan relawan siap memberi penjelasan dan panduan.
Menurut Gatot, keberadaan booth ini bagian dari pelayanan publik serta bentuk kesiapan tuan rumah. “Bulan PRB adalah milik semua pihak, maka penyambutan pun harus inklusif dan informatif,” tegasnya.
Selain informasi acara, booth juga menyediakan materi edukasi kebencanaan yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Hal ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran kolektif akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menghadirkan spirit Majapahit saat peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 pada 1-3 Oktober di Mojokerto, Jawa Timur.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto di Sidoarjo mengatakan spirit Majapahit dihadirkan sebagai energi kolektif.
“Seperti dulu Nusantara dipersatukan, kini kita ingin di Bumi Majapahit ini semangat mewujudkan ketangguhan Indonesia bisa dipersatukan, dengan cara meningkatkan kapasitas lokal dan mengurangi risiko bencana yang ada,” katanya.
Ia mengemukakan, semangat sejarah kejayaan itu menjadi simbol, bahwa, pengurangan risiko bencana membutuhkan persatuan dan gotong royong lintas sektor.
“Bukan hanya tugas pemerintah saja, tetapi juga seluruh elemen masyarakat secara keseluruhan,” katanya.
Terkait dengan pemilihan lokasi di Mojokerto Gatot menjelaskan, didasari karena Mojokerto selama ini dikenal memiliki jejak sejarah kejayaan Majapahit yang dulu berhasil menyatukan Nusantara.
“Bulan PRB 2025 di Mojokerto ini juga diharapkan tidak sekadar seremoni namun menumbuhkan kesadaran masyarakat jika bencana bisa datang kapan saja serta kesiapsiagaan adalah yang utama,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perlu penyadaran dan penguatan kapasitas, mulai dari hal sederhana, seperti menjaga lingkungan, latihan simulasi evakuasi, hingga aktif mendukung program mitigasi di daerah.
“Semua elemen dari berbagai unsur dan komunitas terlibat dalam menyukseskan berbagai rangkaian kegiatan berskala nasional ini. Tidak terkecuali, kelompok disabilitas dan perempuan yang menjadi kelompok rentan di setiap kejadian bencana,” katanya.
Bagi Jawa Timur, gelaran ini adalah panggung untuk memperlihatkan diri sebagai Gerbang Baru Nusantara yang tangguh, inovatif, dan adaptif.
Dari Mojokerto, spirit Majapahit kembali digelorakan untuk Nusantara. Sebuah pengingat, bahwa, persatuan, kepedulian, dan kolaborasi adalah kunci membangun Indonesia yang lebih siap menghadapi bencana.
“Pesan pentingnya, penanggulangan bencana bukan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab kita semua,” katanya.
Ia mengatakan, kegiatan dengan tagline “Tangguh Rek” ini akan digelar selama tiga hari, mulai 1–3 Oktober 2025.
Selama waktu itu, kata dia, berbagai komunitas dan elemen masyarakat akan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang berlangsung di berbagai lokasi, seperti, GOR Seni Majapahit Kota Mojokerto, Alun-alun Kota Mojokerto, Pendopo Graha Maja Tama Kabupaten Mojokerto, Kantor PCNU Kab. Mojokerto, Pendopo Agung Trowulan dan lapangan Trowulan.