NGOBRAS (Ngobrol SANTAI) dan Sharing Session Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) SE-INDONESIA

Mojokerto | Kin.Co.Id – Rangkaian Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 di Mojokerto menghadirkan berbagai kegiatan inspiratif. Salah satunya adalah “NGOBRAS (Ngobrol SANTAI) dan Sharing Session Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) SE-INDONESIA yang diadakan di “LIEND’S CAFE STUDIO” beralamatkan
Jalan Kuwung MERGELO, RT.03/RW.01, Mergelo, Meri, Kec. Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur 61321, yang mempertemukan para penggiat kebencanaan lintas daerah dan lintas sektor.

Acara ini dihadiri oleh peserta dari berbagai wilayah, mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, hingga Jawa Timur sebagai tuan rumah. Turut hadir pula perwakilan media dan komunitas kebencanaan.

Sekolah Air Hujan Banyu Bening bersama Relawan Indonesia (RAIN) ikut berbagi pengalaman dan praktik baik yang selama ini dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan. Lakukan di mulai dari Diri sendiri untuk menjadi contoh tauladan, seperti filosofi Air Hujan tidak membeda-bedakan turun nya.

Salah satu narasumber, Cak Jie Soerabaja dari RAIN (RELAWAN INDONESIA), menekankan pentingnya peran komunitas kebencanaan yang berbasis mitigasi bencana:
“Peran serta masyarakat dalam sebuah komunitas atau organisasi kebencanaan harus bersatu padu, tercatat, dan dilaporkan kepada lembaga penyelenggara negara, serta sebaliknya bersama-sama melihat kondisi di Lapangan secara nyata bukan sekedar informasi saja. Masyarakat di ajak untuk melakukan aksi dengan gotong royong yang tak meninggalkan budaya dan Kearifan Lokal yang ada menuju kemandirian dan berdaya.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Drs. Pangarso Suryotomo akrab disapa “Panglima Relawan” menyampaikan bahwa FPRB menjadi penggerak utama dalam upaya pengurangan risiko bencana.
“Ke depan, forum ini akan lebih berbasis dokumentasi digital sehingga semua kegiatan mitigasi bisa tercatat dengan baik,” ujarnya.

Melalui diskusi santai ini, Bulan PRB 2025 tidak hanya menjadi ajang peringatan, tetapi juga wadah kolaborasi antara relawan, komunitas, pemerintah, dan media demi terwujudnya pengurangan risiko bencana yang lebih kuat dan berkelanjutan menuju “Tangguh Rek.*

Kontributor ; AJ. Purwanto

 

Editor&publisher: mahmudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *