Mojokerto | Kin.Ci.Id – Dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Mojokerto Raya, Provinsi Jawa Timur, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) berkolaborasi dengan PT. BNI, Tbk melalui BNI Berbagi telah menyelenggarakan kegiatan Instalasi Sistem Lumbung Air Hujan (ISLAH) di Tiga Lokasi di Kabupaten Mojokerto ;
1. Kantor FPRB Kab. Mojokerto
(Dusun Wonokerto, Warugunung, Kec. Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61374),
2. Balai Desa Ngrame
(Jl. Raya Ngrame No.45, Dusun Bangun, Bangun, Kec. Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61384),
3. SMK 2 Pesantren Terpadu
(Sekantong, Kunjorowesi, Kec. Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61385).

Kegiatan ini di laksanakan di “Pasar Keramat” di Desa Warugunung, Pacet, Mojokerto, (23/11/2025). Pasar ini bukanlah sebuah pasar tradisional biasa. Tempat ini berkonsep wisata budaya dengan transaksi menggunakan uang gobog (koin bambu) dan dibuka hanya pada hari-hari tertentu (Minggu Wage dan Minggu Kliwon) mengikuti kalender Jawa. Pasar ini lahir dari inisiatif warga untuk menyulap bekas lahan sampah di tengah hutan bambu (Barongan) menjadi pusat ekonomi kreatif dan pelestarian lingkungan.
Untuk memperluas informasi mengenai ISLAH dan agar dapat di implementasi kan oleh berbagai pihak telah di adakan “Sharing Knowledge” di lokasi “Pasar Keramat” Dusun Pong Boto, Warugunung, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Acara ini di selaras kan dalam kegiatan nya “Pasar Keramat” yang bertujuan Selaras dengan Budaya bahwa Bumi Satu,Manusia adalah Tamu, ucap Aminudin Hamzah, S.T., M.Si (Analis Kebijakan Ahli Muda BNPB).

Di Pasar Keramat inilah menjadi icon bagi desa-desa bahkan di Kota besar untuk di terapkan sebagai Gerakan nyata dalam Pengurangan Resiko Bencana. Menghadirkan Tradisi Leluhur dengan budaya yang ada agar Bumi ini akan terus Bahagia karena Manusia Empati untuk menjaga dan menghargai Makhluk Hidup lainnya Flora dan Fauna yang telah di sampaikan Ketua FPRB Kabupaten Mojokerto Saiful Anam (Cak Anam).
Peserta yang Hadir di Pasar Keramat bisa Ribuan pengunjung dengan antusias tinggi ingin mengetahui dan merasakan suasana Pasar Tempo Dulu yang bukan sekedar sebuah Cerita Orang Tua dulu. Hal ini harus terus di Lestarikan dan menjadi Budaya Wara Kabupaten Mojokerto.
Dengan hadir nya ISLAH (Instalasi Sistem Lumbung Air Hujan) ini memberi pesan dan kesan bahwa semua dari Alam untuk Hidup Selaras dengan Alam. Dan kedepan tidak lagi ada Bencana Banjir dan Kekeringan. Karena ISLAH menjadi solusi yang tepat hingga pengunjung mendengarkan apa yang di sampaikan oleh Sri Wahyuningsih (Founder Sekolah Air Hujan Banyu) yang memiliki metode ini. Dan pengunjung bisa merasakan Air Hujan untuk di minum dan di bawa pulang.
Sri Wahyuningsih (Yu Ning) juga menunjukkan beberapa Sample air yang di Cek melalui alat TDS (Total Dissolved Solids). Mereka semua tercengang melihat hasil Air Hujan yang menunjukkan angka 9 ppm.
Merubah cara pandang tidak lah mudah bagi kita semua, karena selama ini air hujan selalu di Fitnah penyebab Bencana hingga sampai berita yang baru ramai di rilis oleh media sosial bahwa “Air Hujan mengandung Mikroplastik” yang salah adalah manusia nya yang tak Peduli akan Lingkungan nya. Air Hujan adalah Berkah dan Membersihkan.
Pesan penting yang di sampaikan Yu Ning adalah SOP (Standar Operasional Prosedur) cara menampung nya. Hujan awal, kedua, ketiga setelah kemarau biarkan semua untuk Bumi, makhluk Hidup lainnya setelah itu Hujan berik2nya tetap ada jedah biarkan Hujan 15-30 menit jatuh setelah itu Tampung dan saring ke wadah yang tertutup Rapat setelah itu simpan di tempat teduh, hindari dari pantulan atau cahaya matahari langsung agar tidak menimbulkan. Spora lumut.
Semoga adanya ISLAH ini menjadi kan gerakan kesadaran bahwa air hujan bisa di manfaatkan dan air hujan adalah sumber air yang ada di Bumi. Air hujan di turunkan Gratis dari Sang Pencipta dan tidak di khususkan untuk Manusia saja, tapi Makhluk hidup lainnya. Bahkan dasar makanan yang Manusia makan dari Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan membutuhkan air, jika tidak ada air apakah kehidupan ini ada?…
“Bumi hanya Satu, Manusia adalah Tamu, Mari Kita Jaga bersama Kelestariannya”.
Kontributor ; AJ. Purwanto
Editor&publisher: mahmudi
