Surabaya | Kin.Co.Id – Suasana di halaman Satpas Colombo Surabaya pagi itu tampak berbeda dari biasanya. Tidak ada antrean panjang, tidak ada teriakan calo menawarkan “bantuan cepat”, dan tidak ada wajah lelah menunggu giliran berjam-jam. Yang terlihat justru masyarakat yang tertib menunggu panggilan nomor antrian digital di layar monitor besar.
Salah satunya Rina (27), warga Surabaya Timur, yang datang untuk memperpanjang SIM C miliknya. “Sekarang enak banget, bisa daftar lewat HP dulu. Datang tinggal verifikasi dan tes. Enggak pakai ribet kayak dulu,” ujarnya sambil tersenyum puas.
Perubahan besar itu terjadi setelah Satpas Colombo meluncurkan inovasi digital dalam sistem pelayanan publiknya. Melalui aplikasi dan laman resmi, warga kini dapat mendaftar, memilih jadwal ujian, hingga mengecek status SIM secara online. Semua proses transparan dan bisa diakses tanpa perantara.
Kanit Regident Satlantas Polrestabes Surabaya AKP Tri Arda mengatakan inovasi digital ini dirancang agar masyarakat lebih mudah dan nyaman dalam mengurus SIM.
“Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan pelayanan modern yang cepat, efisien, dan bebas pungli. Semua tahapan kini bisa dilakukan secara mandiri dengan sistem yang terintegrasi,” terangnya.
Tak hanya pendaftaran online, Satpas Colombo juga menerapkan antrian elektronik (e-queue) dan verifikasi biometrik untuk memastikan kecepatan dan keakuratan data. Pemohon tinggal memindai kode QR untuk mendapatkan nomor antrian dan bisa memantau progres melalui layar di ruang tunggu.
Transformasi ini sejalan dengan semangat Polri Presisi, yang menekankan pelayanan publik berbasis teknologi dan integritas. Hasilnya pun terasa nyata: waktu pelayanan kini lebih singkat, antrean lebih tertib, dan masyarakat semakin percaya bahwa mengurus SIM tanpa calo bukan hal mustahil.
“Dulu banyak yang malas ngurus sendiri karena takut ribet. Sekarang, sistemnya jelas dan cepat. Saya malah jadi bangga bisa urus sendiri,” kata Rina sebelum melangkah menuju loket foto digital.
Inovasi digital di Satpas Colombo bukan hanya sekadar pembaruan teknologi, tetapi juga simbol perubahan budaya pelayanan — dari yang dulu manual dan berbelit, kini menjadi transparan, modern, dan humanis.
Editor&publisher: mahmudi