Tangsel || Kin.co.id – Rempug dalam bahasa Betawi berarti berkumpul. Sebagai bentuk keterpanggilan masyarakat Betawi atas kondisi bangsa dan negara, “Forum Betawi Rempug” yang disingkat “FBR” kemudian terlahir pada hari Minggu Legi, 29 Juli 2001 Miladiah atau Masehi, bertepatan dengan 8 Rabiul Tsani 1422 Hijriah. Menukil Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo dalam teorinya tentang sejarah sosial, “Sejarah tercipta bukan semata-mata karena faktor politik, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial.”
Kebersamaaan dan keterpaduan sebagai bangsa yang besar mestinya menjadi modal. Indonesia harus berusaha menghargai dan menempatkan suku-suku dan entitas yang ada dalam masyarakatnya sejajar satu sama lain untuk mengembangkan kearifan lokal sekaligus memperkaya khazanah bangsa yang majemuk.
Terlihat kebersamaan istilah warga betawi REMPUG saat Gardu 0287 FBR Mat Picu Kelurahan Pondok Karya Kecamatan Pondok Aren yang diketuai Mpo iis beramai ramai dengan anggota dan pengurus menghadiri undangan khitanan ke Gardu FBR 0285 Banteng Betawi yang diketuai Wa Ambon yang melaksanakan khitanan anaknya di Tegal Rotan Sawah Lama Ciputat Tangerang Selatan.
Hal inilah yang seharusnya dikedepankan sebagai anak bangsa Putra Daerah yang sangat ingin Kebersamaan sesama warga indonesia yang memiliki ikatan kuat dalam persaudaraan dinegeri tercinta ini.
Tampak kebersamaan Forum ini usai selesai memenuhi undangan ini dengan melakukan foto bersama sebagai kenang kenangan yang kelak nanti akan menjadi cerita mereka didalam menjalin persaudaraan sesama anak bangsa.
Narsum : Tim Nicesou
Redaksi