Sekitar 1.300 Gabungan Kelompok Tani Hutan (KTH) Beserta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Geruduk Kantor CDK Pati

Kin.co.id II PATI -Sebanyak 25 truk petani dari Pati dan Kudus berbondong-bondong menggeruduk kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah II,Pada Hari Rabu (18/10/2023).

Sekitar Kurang lebih 1.300 petani Kelompok Tani Hutan (KTH) beserta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tersebut menuntut Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus Perhutanan Sosial (KHDPK PS) yang diajukan bisa disetujui dan ditetapkan oleh stakeholder terkait Ucapnya.

Sebelum Aksi menyuarakan tuntutan aspirasinya, Para Tim peserta aksi Damai berkumpul di Gor Pesantenan sekitar pukul 09.30 WIB. Kemudian ribuan Para petani Hutan ini Berjalan menuju kantor CDK Untuk Berkumpul Bersama Tim Massa Lainnya.

Semua aksi massa dari sejumlah wilayah ini meneriakkan tuntutan bernada kritikan terhadap instansi terkait. Selain itu Juga tampak berbagai poster berisikan tuntunan petani Hutan Untuk Segera Dilakukan kebijakan Terhadap Petani Penggarap Lahan Hutan Imbuhnya.

Disebut-sebut kebijakan yang dibuat pemerintah tidak pro terhadap petani. Pasalnya, acap kali kebijakan itu justru berpihak pada perusahaan dan di sisi lain tidak menguntungkan rakyat yang menggantungkan pada lahan garapan Ucapnya.

Program ketahanan pangan yang digaungkan pemerintah tidak sejalan dengan realitas di lapangan. Program ketahanan pangan justru lahan pertanian dicaplok perusahaan.

“Percuma program ketahanan pangan, tapi lebih dari itu adalah kedaulatan pangan. Petani menggarap lahan Hutan puluhan tahun tapi kemudian diambil alih diganti hutan ditebang habis diganti tebu,” ujar salah satu peserta saat orasi Berlangsung ucapnya.

Sebanyak 25 Truk Petani Penggarap Lahan Hutan Pati-Kudus Geruduk Kantor CDK untuk Menuntut Haknya.

Gemar Aksi Para petani ini adalah aksi Damai, Dalam kesempatan itu massa aksi juga menampilkan pertunjukan barongsai. Di mana petani disimbolkan mempunyai sifat yang keras dan semangat perjuangannya Ucapnya.

Selain itu, mereka juga bernyanyi lagu tradisional gundul pacul. Dikatakan orator bahwa lagu dari Sunan Kalijaga ini syarat makna. Menurutnya gundul berarti pemerintah serta pacul sebagai simbol petani. Artinya sebagai pemimpin, pemerintah seharusnya mengayomi wong cilik. Tapi pemimpin gandul kepala yaitu justru sebaliknya belum berpihak pada petani ucapnya.

“Katane enggak impor beras dari luar, tetapi lahan didalam negeri diganti dengan tebu, padahal dikelola BUMN. Kita berjuang untuk lestari anak cucu kita nanti. Terus bagaimana, kebijakan setop impor, namun tidak produksi,” singgungnya.

Redaksi

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.