Selaras dengan Semesta Sanggar Banyu Bening

Sleman | Kin.Co.id – 23 Juni 2024 Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 1,300 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.

Memeriahkan Ulang tahun ke 5 Sanggar Banyu Bening Sleman-DIY bekerjasama dengan Sleman City Hall menggelar pementasan yg bertajuk “SELARAS DENGAN SEMESTA”. Diselenggarakan Minggu 23 Juni 2024 dan bertempat di Atrium Shinta Sleman City Hall.

Hadir dalam acara ini Sri Wahyuningsih, S.Ag selaku pimpinan Sanggar Banyu Bening, Theresia Ani Larasati dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X, Christian Benny Haryono sebagai Owner dan Pimpinan Paguyuban Seni Tari Beksa Wiraga Satria serta Rosalia Haryati, pelatih awal di Sanggar Banyu Bening, dan pelatih, pendamping /wali anggota Sanggar saat ini.

Pementasan dipersembahkan oleh seluruh anggota Sanggar baik dari kelas tari dan kelas Basa Jawa. Tarian yg ditampilkan seperti Tari Dongklak, Tari Tapong, Tari Roro Ngigel, Tari Candhik Ayu, Tari Rumyang, Tari Mari Kangen, dabln Tari Vijayalaksmi.

Pementasan ini dimeriahkan juga oleh penampilan penari-penari hebat dari Beksa Wiraga Satria yang mempersembahkan Tari Pudjiastuti dan Tari Jampi Jogja. Dilengkapi dengan geguritan dan dolanan anak koko-koko serta tumbaran dari kelas Basa Jawa. Sungguh menjadi rangkaian pementasan yang sangat bermakna.
Seperti disampaikan oleh Sri Wahyuningsih, S.Ag bahwa selain untuk ikut berperan dalam melestarikan atau Nguri-uri kebudayaan, dari proses pementasan ini juga mengedukasi anak-anak sebagai generasi untuk mencintai apa yang menjadi miliknya berupa warisan budaya seni dan alam lingkungan sekitarnya. Sanggar Banyu Bening juga setiap tahun terlibat di perhelatan tahunan Komunitas Banyu Bening di acara Kenduri Air Hujan yang di selenggarakan 9 September. Ada satu tarian khusus yang dipersembahkan di acara tersebut. Tarian Sakral “Riris Mangenjali” artinya bersyukur atas Anugerah Air Hujan yang di lakukan hanya sekali di Event “Kenduri Air Hujan” ungkap Bu Ning (Sri Wahyuningsih).

Pelestarian budaya melalui seni tari bukan hanya tentang menjaga warisan masa lalu, tetapi juga tentang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai kemanusiaan. Dalam dunia pendidikan, seni tari dapat menjadi sarana yang kuat untuk mengajarkan siswa tentang identitas budaya, nilai-nilai tradisional, pengembangan kreativitas, toleransi antarbudaya, dan banyak lagi. Dengan mengintegrasikan seni tari dalam kurikulum, kita dapat membantu generasi muda memahami dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat mereka.

“Salam Budaya, Lestari Alamku”

 

Editor&publisher: mahmudi

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.