Sungguh Bejat….!Cerita Tragis Perempuan Lamongan Mengaku Diduga Diperkosa Sebanyak 13 Orang Termasuk Keluarga Sendiri

Kin.co.id//Lamongan– Sebut Saja SK (29) perempuan asal Kecamatan Kembangbau, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengaku jadi korban dugaan pemerkosaan selama belasan tahun oleh keluarga hingga tetangganya sendiri.

Dugaan kekerasan seksual yang dialami SK cukup memprihatinkan. SW (40), suami korban menceritakan peristiwa memilukan yang dialami istrinya.

Dengan suara menahan emosi, SW berusaha tegar saat mengulas lagi peristiwa pilu yang dialami istrinya. Dihadapanya, SK mengaku menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh keluarga hingga tetangganya sendiri.

Dari keterangan SW, istrinya diduga diperkosa oleh 13 orang dengan rentan waktu cukup lama. Dari kelas 4 SD usia 11 tahun hingga usai 27 tahun.

Peristiwa pemerkosaan sendiri dialami korban sejak istrinya berada di kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Dimana aksi bejat itu pertama kali dilakukan oleh 5 orang yang merupakan keluarga sendiri, yang terdiri dari kakak dan tetangga.

Kekerasan seksual yang dialami korban ini dilaporkan sang suami cukup keji. Sebab berlangsung selama waktu cukup panjang dengan ancaman-ancaman mengerikan.

“Diperkosa mulai SD Kelas 4, diperkosa kakak kandung sama 4 temanya. Itu berlanjut sampai SD kelas 5. Nah kelas 5 itu baru berhenti yang memperkosa.

Kalau kakak kandungnya, terakhir sampai 2021. Terus kalau bapaknya, mulai SD kelas 4 sampai 2021.

Pamanya, mulai SD sampai 2021. Misanan, dari kelas 5 sampai 2021. Kalau keponakan berhenti kelas 5. Pakdenya hanya dua kali,” kata SW saat diwawancarai celah.id, yang ditulis Senin (14/8/2023).

SK, korban kasus dugaan pemerkosaan ini tak berani menceritakan lantaran menerima ancaman dari para terduga pelaku.

Ancaman yang didapat seperti pemukulan hingga ancaman pembunuhan jika berani menceritakan aksi bejat mereka ke orang lain.

“Semua itu tidak berani diungkapkan karena ada ancaman. Ancamanya yang pertama itu kekerasan dulu, kalau saya menolak itu ditempeleng, diusir, itu banyak tetangga yang tahu kalau saya sering diusir. Semua tetangga kanan- kiri tahu semua kalau saya diusiri,” terang SK saat diwawancarai, Senin (14/8/2023).

“Yang kedua, diancam dibunuh kalau menceritakan peristiwa ini ke orang lain. Rata-rata semua melakukan pengancaman.

Sebab informasi pertama kali saya diperkosa ini justru dari kakak. Sementara temanya itu yang menyebarkan perilaku (pemerkosaan) ini ketetangga atau ke pelaku lain. Jadi pelaku lain tahu dari kakak,” tambahnya.

Korban sendiri menuturkan jika sempat menceritakan peristiwa ini ke ibu kandungnya.

Namun saat itu ibu kandungnya tak mempercayai pengakuannya. Karena saat itu usianya masih kecil korban hanya bisa memendam dugaan kejahatan seksual yang dialaminya.

Peristiwa inipun tenggelam, menginjak usai dewasa, korban kemudian menikah pertama kalinya di tahun 2012. Saat itu korban masih terus mengalami kekekerasan seksual saat usianya sudah 18 tahun.

Menyedihkanya lagi, SK digugat cerai suami pertamanya lantaran mengetahui jika korban sempat diperkosa oleh tetangganya sendiri.

Peristiwa ini lantas dijadikan alasan suami pertama korban untuk menceraikan istrinya. Saat itu kejadian sempat ramai. Sayangnya, kasus pertama tidak dilaporkan ke polisi dan justru berakhir damai.

“Saya sudah menikah dua kali. Tiga kali sama suami saya yang sekarang. Kalau sama (suami) yang satu dengan (suami) yang kedua itukan dicerai karena, satu, ketahuan karena pernah diperkosa pelaku (tetangga).

Disitu bukan diselesaikan dengan lapor ke polisi tapi justru damai. Karena ya kalau dilaporkan keluarga (korban) takut, takut karena apa? Kan yang pelakunya bukan hanya tetangga, tapi famili atau keluarga melakukan (pemerkosaan) semua itu.

Satu pelaku ini ada yang namanya MJ, istri pelaku ini merupakan Kepala Dusun (Kasun). Saat kasus ini ramai, mereka menutup-nutupi peristiwa ini,” terang korban.

SW suami korban pernah berupaya mencari keadilan di kepolisian setempat. Tepat sekitar bulan Mei tahun 2023, ia dengan didampingi 2 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk membawa kasus ini ke meja hijau.

Sayangnya, laporanya di kepolisian tak diterima karena dinilai kurang cukup bukti. Yang dilaporkan saat itu, merupakan kejadiaan dugaan pemerkosaan yang terjadi di bulan Mei 2021 saat sudah menjadi istri SW.

“Terakhir, tahun 2021 bulan 5 diperkosa oleh kakaknya, bapaknya, tetangganya, sama misanannya, terus sama MJ, yang istrinya menjabat sebagai kepala dusun. Lima orang yang terakhir memperkosa korban,” jelasnya.

Ia bahkan detail menceritakan peristiwa yang terjadi saat itu, momennya dihari yang sama namun dengan waktu yang berbeda.

“Mereka melakukan pemerkosaan secara bergantian pak. Jadi saat melakukan dihari yang sama tapi waktu berbeda,” tambahnya.

SW sendiri mengaku membutuhkan waktu berbulan-bulan agar istrinya mau menceritakan peristiwa yang dialaminya tersebut.

Sebab ia menyadari trauma yang dialami istrinya cukup panjang sehingga ia harus menunggu waktu berbulan-bulan agar kasus ini berani dibongkar korban ke publik.

“Saya lupa harinya kapan, tidak ingat-ingat. Saya kalau tanyak istri saya, dia itu hanya nangis. Saya untuk interogasi istri saya itu butuh waktu 4 bulan, untuk dia mau cerita sebenarnya.

Istilahnya, saya baru berhasil mengorek keterangan termasuk keterlibatan keluarganya itu selama 4 bulan saya menggali informasi ini,” jelasnya.

Upaya mencari keadilan benar-benar dilakukan suami dan korban. Sebab setelah upaya laporanya dikepolisian dinilai kurang bukti, ia lantas berani mengunggah pengakuan-pengakuannya di media sosial.

Kondisi ini terpaksa dilakukan agar kasusnya menjadi perhatian penegak hukum. Sayangnya, usai cerita kejadian ini diunggah di media sosial Facebook, Instagram. Akun media sosial mereka justru hilang.

“Nah dari situ, semua medsos pada hilang. FB, WhatsApp, Instagram, semua pada hilang milik mereka (pelaku) itu, karena sudah tak kirimi rekamanya salah satu pelaku. Karena gini, satu pelaku, sudah mengakui. Pelaku yang mengaku ini namanya MJ,” jelasnya.

Saat ini mereka mengaku harus tinggal di Jawa Tengah karena menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Sebab selain adanya ancaman dari terduga pelaku, perpindahannya dari Jawa Timur ke Jawa Tengah juga karena pekerjaan.

“Kebetulan saya kerjanya di Jawa Tengah. Jadi awalanya saya di Jawa Timur tetapi kemudian ditugaskan di Jawa Tengah.

Selain itu juga ini saya pertimbangkan untuk menghindari hal-hal yang tidak saya inginkan. Sebab saat ini istri saya berani mengungkap semuanya ini. Sebab ada ancaman pembunuhan itu,” pungkasnya.

 

 

Sumber -(Korban SK)

Team Redaksi

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.