Tradisi Adat Kupatan Sawalan Di Pantai Kartini Suatu Kebanggaan Tersendiri Bagi Warga Masyarakat Rembang

Media kin.co.id//Rembang Jateng- Tradisi legenda Syawalan atau lebih di kenal oleh masyarakat tradisi kupatan kembali digelar di Kabupaten Rembang , setelah hampir dua tahun tradisi kupatan sempat tak di laksanakan karena pandemi. Prosesi pembukaan Syawalan dilakukan Bupati Rembang Abdul Hafidz dengan jajaran Forkompinda , camat se kabupaten Rembang , dengan berjalan kaki dari halaman pendopo kantor Bupati menuju Taman Rekreasi Pantai  (TRP) Kartini dengan arakan satu gunungan kupat dan lepet yang di iringi gamelan kesenian barongan .

Dalam kesempatan itu gunungan yang berisi ribuan kupat dan lepet pun dibagikan dan diperebutkan pengunjung yang datang ke prosesi syawalan.

Dengan mengucapkan ‘Bismillah’ Grebeg Syawalan Di Pantai Kartini Rembang telah resmi di buka oleh Bupati .

Lebaran Ketupat / Bodho kupat merupakan tradisi unik dan jadi tradisi legenda budaya masyarakat muslim Jawa dan merupakan tradisi tahunan budaya Jawa atau adat orang Jawa .


Bagi warga kabupaten rembang diselenggarakan seminggu setelah Idul Fitri. Tahun ini, Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023, dengan kata lain Lebaran Ketupat akan jatuh pada Sabtu, 29 April 2023.

Bodho kupat dirayakan masyarakat Jawa dengan berkumpul bersama keluarga, menyambangi sanak saudara, menggelar acara hajatan, dan reuni bersama teman-teman lama.

Masyarakat Jawa selalu merayakan Lebaran Ketupat atau bodho kupat setiap tahun.

Hal ini tidak terlepas dari sejarah Lebaran ketupat dan maknanya yang begitu berarti dalam kehidupan masyarakat Jawa terutama di Kabupaten Rembang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Mutaqin menyampaikan,” Syawalan Rembang 2023 sudah menjadi kegiatan tahunan, jadi kita melaksanakan kirap budaya / arak – arakan gunungan kupat lepet, karena di Rembang biasa di kenal dengan nama kupatan, dalam prosesi grebek sawal ini di iringi dengan tari Syawalan yang merupakan bukti rasa syukur kita setelah menjalani puasa selama satu bulan dengan di akhiri perayaan hari raya idul fitri.

Makna dari gunungan kupat lepet ini merupakan simbol dari arti kehidupan kita, kupat yang artinya sebuah pengakuan lepat ( salah) dan lepet disilep sing rapet artinya antar kita sudah saling maaf memaafkan diantara kita sudah tidak ada dosa.” Paparnya .

 

Team Redaksi

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.